KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga
Penyusunan Makalah ini sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan salah satu syarat
untuk Mendapatkan nilai Ujian Tengah Semester
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih atas kerja keras dan bantuannya :
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih atas kerja keras dan bantuannya :
·
Ibu Nur Halifa, Selaku objek observasi
kami;
·
Dosen Character Building, selaku
pembimbing untuk tugas ini;
·
Rekan - rekan mahasiswa kelas 12.2D.07;
·
Dan semua yang terlibat memberikan
masukan dan saran pada makalah ini;
Kami
berharap makalah ini dapat memberikan inforamasi untuk semua dan khususnya
untuk kami mahasiswa 12.2D.07. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Amin.
JAKARTA,23
APRIL 2013
PENYUSUN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………….. 1
A.Latar
Belakang……………………………………………………………. 1
B.Rumusan
Masalah………………………………………………………… 1
C.Tujuan…………………………………………………………………….. 2
D. Metodologi………………………………………………………………. 2
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………………….. 3
A. Asal mula tukang sapu
…………………………………………………. 3
B. Peranan tukang sapu
…………………………………………………… 5
C. Biografi ………………………………………………………………… 5
D. Wawancara …………….……………………………………………….. 7
E. Interaksi sosial tukang sapu
dengan masyarakat ………………………. 8
F. Konsep kebersihan
……………………………………………………… 9
BAB III
PENUTUP ………………………………………………………………. 10
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 10
B. Saran ………………………………………………………………….. 11
DOKUMENTASI
……………………………………………………………….. 12
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh Negara
di dunia. Tidak hanya di Negara-negara berkembang, tetapi juga di Negara-negara
maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar
di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh
truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah
disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk
dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu
penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering
dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti
sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain
dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi
barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
B. RUMUSAN
MASALAH
Berikut adalah pertanyaan yang
terkait mengenai topik makalah ini sebagai rumusan masalah:
·
Faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan masyarakat tidak menyadari betapa pentingnya Kebersihan Lingkungan ?
·
Bagaimana
peranan pemerintah tentang kesadaran lingkungan ?
·
Apakah
pemerintah menjamin atas jasa tukang sampah atau tukang sapu jalanan ?
·
Bagaimanakah
latar belakang seorang tukang sampah ?
·
Bagaimanakah
kondisi sosial tukang sampah ?
·
Bagaimanakah
interaksi sosial tukang sampah dng masyarakat lain ?
·
Seperti
apakah penilaian masyarakat terhadap tukang sampah?
·
Bagaimanakah
kondisi pemukimannya
?
1
C. TUJUAN
Dalam penulisan makalah
ini, kami selaku penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk menambah wawasan tentang kehidupan
tukang sapu.
2.
Mengetahui latar belakang tentang adanya
tukang sapu.
3.
Mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi munculnya tukang sapu.
4.
Menghargai pekerjaan seorang tukang
sapu.
5.
Bagaimana kehidupan seorang tukang sapu.
6.
Bagaimana interaksi soal tukang sapu
dengan masyarakat sekitar.
D.
Metodologi
Penelitian
Metode
adalah kegiatan yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Metode
yang terbaik untuk menyelesaikan suatu masalah adalah metode yang sistematis
dan sesuai dengan kebutuhan masalahnya. Metode yang kami gunakan dalam
penulisan makalah ini adalah metode deskriptif. Deskriptif diartikan suatu
sifat penyajian data yang mencirikan masalah yang akan dibahas. Metode
deskriptif adalah metode untuk menguraikan dan menggambarkan dengan jelas
permasalahan secara detail berdasarkan data yang terkumpul. Dalam informasi
mengenai pemulung dan lingkungan hdupnya, kami melakukan observasi langsung di
lapangan. Lapangan yang dimaksudkan adalah tempat tinggal pemulung itu sendiri
dan dalam hal ini adalah pemukiman pemulung di daerah Narogong, Rawalumbu, yang
terletak di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Dengan melakukan observasi langsung di
lapangan, kami dapat mengetahui secara langsung bagaimana kehidupan para pemulung
dan bagaimana keseharian mereka sebagai pemulung.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asal mula tukang sapu
Jakarta adalah kota megapolitan, dimana menjadi salah
satu tujuan favorit orang-orang dari daerah yang mengharapkan hidup lebih baik,
dengan mencoba peruntungannya. kota besar yang didatangi oleh para pendatang,
untuk mencari nafkah. Sehingga membuat kota Jakarta ini penuh dengan masyarakat
yang berdatangan dari daerah. Dengan banyaknya masyarakat yang datang ke
Jakarta ini membuat kota Jakarta semakin penuh sesak.
Dalam banyaknya masyarakat yang ada di Jakarta ini
membuat kesadaran manusianya berkurang untuk menjaga kebersihan lingkungan,
seperti membuang sampah pada tempatnya, yang mengakibatkan Jakarta penuh dengan
masalah seperti banjir.
Dengan masalah ini banyak orang yang memanfaatkan
kesempatan itu untuk mencari nafkah, seperti contohnya “tukang sapu” mereka
senantiasa membersihkan tempat-tempat yang banyak sampah. seperti tempat-tempat
umum atau wisata yang sering menjadi pilihan kebanyakan warga Jakarta untuk
menikmati waktu senggangnya.
Kondisi dan keadaan yang membuat mereka memilih
menjadi tukang sapu sehari hari yang senantiasa selalu bekerja membersihkan
lingkungan sekitar, dengan harapan mendapatkan sedikit rezeki yang bisa dibawa
pulang ke rumah untuk menyambung hidup. membuat mereka menerima semua pemberian
tuhan dan mejalankan kewajiban mereka demi keluarganya. Mungkin ini memang
jalan yang harus dipilih, walaupun menjadi profesi yang lebih baik jika ada
pastilah akan dipilihnya. Tapi mencari pekerjaan
di kota besar seperti Jakarta ini memanglah bukan
suatu perkara yang mudah. Lulusan sarjana saja masih banyak yang belum
mendapatkan pekerjaan, apalagi seorang ibu ini yang hanya lulusan sekolah
dasar, yang bisa dibilang juga tidak memiliki kemampuan apapun. Ingin mencari
pekerjaan yang lebih seperti menjadi karyawan maka dia harus bersaing dengan
ribuan bahkan jutaan orang yang mempunyai latar belakang pendidikan lebih baik.
Pastilah kesempatan untuk mendapatkan itu sangatlah kecil.
3
Sehingga pekerjaan yang berat terasa ringan dan
nikmat ia jalani, seakan tak ada beban ataupun malu dalam hidup mereka. Mereka
memilih pekerjaan ini memang karena kondisi yang membuat mereka harus
menerimanya. Tidak semua orang bisa menerima keadaan ini, hanya orang-orang
yang berjiwa besar lah yang tetap menjalani hidup dengan optimis dan selalu bersyukur
bagaimana keadaannya.
B.
Peranan tukang
sapu :
Pernahkah terlintas
di pikiran anda, anda menjadi seorang tukang sampah?
Mungkin yang terlintas di pikiran kita, tukang sampah adalah pekerjaan hina, pekerjaan kotor, tak berpendidikan, bau dan semacamnya. Tapi pernahkah anda berpikir bagaimana jadinya bila di dunia ini tidak ada tukang sampah? Hhhh..Pastinya sampah berserakan dimana-mana, sampah menumpuk di rumah kita, bau busuk menusuk hidung, lalat-lalat berdatangan, Mereka (tukang sampah) sering dipandang remeh, direndahkan oleh orang banyak.
Mungkin yang terlintas di pikiran kita, tukang sampah adalah pekerjaan hina, pekerjaan kotor, tak berpendidikan, bau dan semacamnya. Tapi pernahkah anda berpikir bagaimana jadinya bila di dunia ini tidak ada tukang sampah? Hhhh..Pastinya sampah berserakan dimana-mana, sampah menumpuk di rumah kita, bau busuk menusuk hidung, lalat-lalat berdatangan, Mereka (tukang sampah) sering dipandang remeh, direndahkan oleh orang banyak.
Padahal tukang sampah
adalah pahlawan kita! Pahlawan lingkungan! Suatu pekerjaan mulia. Walaupun
pendapatan mereka tak sebanding dengan pekerjaan lainnya. Tukang sampah bahkan
lebih terhormat daripada para pejabat berdasi nan tajir, wangi, bermobil mewah
tapi berotak maling (mereka ini yg pantas disebut sampah masyarakat). Tukang
sampah di Indonesia rata-rata minim perlengkapan. Mereka bekerja tanpa sarung
tangan, sepatu boot, masker dan perlengkapan lainnya. Padahal pekerjaan mereka
sangat beresiko terkena penyakit, terkena benda-benda tajam, dll. Tak heran,
tukang sampah harian di rumah saya sering sekali absen dengan alasan sakit.
Semoga kita bisa lebih menghargai jasa tukang sampah. Coba sekarang kita bandingkan peran
tukang sampah jika dibandingkan dengan misalnya para anggota DPR di
negara kita, yaitu negara antah berantah.
Apakah aktifitas kita
akan terganggu jika para anggota dewan yang terhormat itu tidak masuk kerja? Kami
rasa bukan hanya tidak ada pengaruhnya terhadap kehidupan kita sehari-hari,
tetapi bahkan ada dan tidak adanya mereka, masuk kerja atau absennya mereka
kita tidak tahu.
Tetapi jika tukang
sampah tidak datang selama 2 atau 3 hari saja. Apa akibatnya? Ibu-bu resah.
Mekanisme kehidupan yang telah berlangsung selama ini langsung terganggu
keseimbangannya. Ingat kasus sampah di Bandung bukan? Itu menunjukkan begitu
pentingnya sosok seorang tukang sampah. Keberadaannya diperlukan,
ketidakhadirannya dirindukan. Semua orang memerlukannya jasanya.
4
Saat ini kabarnya, untuk
menghargai dan menghormati para jasa tukang sampah, para anggota dewan di
Indonesia juga tengah mengusulkan pembangunan perumahan khusus untuk para
tukang sampah di seluruh Indonesia dengan dana sebesar 1,168 trilyun rupiah.
Dan tampaknya rakyatpun mendukung sepenuhnya proyek prestisius yang mengundang
decak kagum dunia itu. Sebuah negara yang demikian menghargai jasa-jasa
warganya sendiri.
Lalu kamipun tersadar
dari gurauan untuk kemudian berharap dalam hati, adakah kemungkinan para
anggota dewan yang terhormat di negeri kami bisa tergugah hatinya? Bisakah
kemudian beliau-beliau berubah pikiran membatalkan rencana membangun gedung
mewah dan ngotot mengalihkannya menjadi proyek nasional untuk membangun
perumahan khusus untuk para tukang sampah di seluruh negeri kami? kami menduga
hampir seluruh rakyat negeri kami akan lebih setuju dengan proyek ini. Dan
negeri kamipun kembali menjadi negeri yang bermartabat di mata dunia.
C.
Biografi
Dalam kehidupan masyarakat, Cacian,
makian menjadi makanan sehari-hari bagi Ibu beranak 3 yang bernama Ibu Nur
halifah. Betapa tidak, setiap kali dirinya menjalankan tugas sebagai tukang
sapu jalanan, tepatnya Di Monume Nasional, ada saja orang yang masih membuang sampah sembarangan bahkan
ada saja yang sengaja membuang sampah didepan dirinya .
Namun, Ibu Nur Halifah ini tetap
sabar meski terkadang banyak orang yang tidak menghargainya. Meski begitu Ibu
beranak 3 ini tidak pernah membalas dengan marah atau memaki atas perlakuan orang
orang yang tidak menghargainya. Perlakuan seperti ini malah dianggap sebagai
ujian pada dirinya apakah dia sabar atau tidak menghadapinya.
“Saya tetap bersyukur, dengan pekerjaan ini. Karena saya bisa
menyekolahan 3 anak saya samapai lulus Sekolah Menengah Atas, tidak ada niat
untuk berhenti dari pekerjaannya, ungkapan dari hati kecil Ibu Nur Halifah saat
ditemui di Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Diakui sejak menjalankan profesi
sebagai tukang sapu jalanan dimonas selama 2 tahun yang lalu,Meski begitu ibu
nur halifah asal magelang, Jawa Tengah tidak pernah mau berhenti sebagai tukang
sapu.
“Saya ini bekerja Banting Tulang
hanya untuk menyekolahkan anak-anak saya, berkat kami-kami ini jalanan yang
tadinya kotor karena sampah jadi bersih. Tapi kenapa masih ada saja orang yang
tidak menyadari kebersihan lingkungan, namun saya tetap memaklumi dan sabar
saja,”tutur Ibu bernak tiga itu. Menurutnya, kebersihan itu merupakan
tangggungjawab bersama.
5
Berbekal keyaninan itulah makanya ia
menerima perlakuan yang kurang baik dari Pengunjung Monumen Nasional. Meski
begitu ia teteap menerima pekerjaan dan pahitnya Jakarta hanya untuk
menyekolahi anak anaknya.
D.
Interaksi Sosial
Tukang Sampah
Para tukang sampah umumnya memiliki
pergaulan yang terbatas dan relasi yang sempit. Jaringan sosial tukang
sampah secara horizontal (hubungan dengan sesama tukang sampah), terlihat cukup
baik. Mereka saling tolong menolong sesamanya.Jika ada diantara mereka yang
terkena musibah, mereka meminta pertolongan dengan kawan seprofesi.
Jaringan sosial tukang sampah secara vertikal
(hubungan dengan kelompok atas dan bawah), terlihat cukup baik
pula. Antara kelompok atas dan bawah saling berkepentingan. Kelompok
bawah (tukang sampah) membutukan kelompok atas (Bos atau mandor) yang menjadi
pengadah hasil kumpulan barang bekas yang dikumpulkan pemulung.Tidak hanya
kelompok bawah yang bergantung kepada kelompok atas. Namun, kelompok atas pun
memiliki kepentingan dengan kelompok bawah. Para agen, membeli barang-barang
bekas kumpulan pemulung.
Bagi agen, biasanya menyediakan minum dan makan
sebagai biaya sosial.hal itu juga untuk mempertahankan hubungan baik antara
pemulung dengan pengadah atau agen. Dan jika memerlukan uang untuk biaya
pendidikan anaknya, misalnya, biasanya pemulung tidak segan juga untuk meminjam
uang kepada agen/bos kecil.
Pemulung-pemulung dapat melakukan kerjasama dalam
bentuk uang yang disumbangkan secara sukarela terhadap sesama pemulung yang
terkena musibah.Sedangkan dari pihak bos kecil/bos besar/agen biasanya
memberikan bantuan seperti pinjaman uang (jika dalam jumlah yang
besar).Sedangkan jika dalam jumlah kecil, biasanya diberikan secara sukarela.
Diantara para pemulung, dalam menjalankan tugasnya
juga terdapat persaingan, seperti untuk mendapatkan hasil pulungan yang banyak
dan wilayah operasi. Faktor kecekatan tangan, keterampilan, dan daya tahan
fisik yang akan menentukan seberapa banyak mereka dapat mengumpulkan barang-barang
bekas yang masih memiliki nilai ekonomi. Siapa yang kuat fisiknya, pagi, siang,
sore bahkan malam hari, dapat melakukan aktivitasnya sebagai pemulung, maka
akan lebih banyak juga barang-barang bekas yang didapat. Persaingan antara pemulung dengan agen, biasanya
berkaitan dengan harga pulungan.Biasanya dihitung berdasarkan berat.Jika dalam
kondisi ekonomi yang sedang sulit seperti sekarang ini, biasanya harga barang
hasil pulungan cenderung turun.
6
Dalam kepemilikan media komunikasi, dalam hal ini
penggunaan telepon genggam, hanya beberapa pemulung saja yang memiliki telepon
genggam.Biasanya mereka adalah pemulung masih remaja dan menggunakan telepon
genggam untuk berkomunikasi dengan teman-temannya.
D.
Wawancara.
ketika kami mendatangi seorang
tukang sapu di monas, kami mencoba mewawancarainya, dia seolah tidak
menghiraukan pandangan orang lain kepadanya. Dia senantiasa bekerja
membersihkan sekitar monument nasional tersebut. Sesekali ibu ini merasa sedih karna dia berfikiran
ingin seperti ibu-ibu yang lain, yang hidup selayaknya. Dirumah, merawat suami
dan anak-anak, tanpa harus bekerja.
Di usianya yang sudah mulai lanjut,
ibu nur sepantasnya sudah merasakan hidup nyaman di rumah tanpa harus bekerja,
dan membantingtulang dibawah terik matahari setiap harinya. Rasa lelah selalu
menyertai disetiap waktunya. Karna mungkin ibu nur ini sudah tidak muda lagi.
Terlebih dia hanyalah seorang wanita biasa,
Dalam wawanca yang kami lakukan
kepada ibu ini, kami mendapatkan data-data seperti dibawah ini :
Nama : Ibu Nurhalifah
Pekerjaan :
Tukang sampah atau tukang sapu Monumen
Nasional
Keluarga : mempunyai 3 anak, Laki
2 dan perempuan 1.
Alamat rumah :
Pintu air II, Jakarta Pusat.
Jam kerja :
Shift, 3 shift kerja dalam 24 jam, pagi, siang dan
malam.
Ketika kami bertanya kepada sang ibu
tua itu, “ ibu, kenapa jadi tukang sapu ? ”, dan jawaban ibu itu cukup singkat
“ karena keadaan ekonomi” , ibu nur rela membersihkan sampah”, menyapu jalanan,
dalam lingkungan monas, yang ramai di kunjungi pengunjung, dengan ikhlas ibu
nur menjalani pekerjaannya, hanya untuk menafkahi ke 3 anaknya. Seorang istri
yang kewajibannya hanya merawat anak-anak dan mengurus rumah. Kini harus
membantu suami untuk bekerja untuk memenuhi perekonomian keluarganya. Dia
seorang yang begitu kuat menjadi tukang sapu sekaligus menjalani kewajibannya
sebagai seorang istri. Kurangnya keahlian untuk melamar pekerjaan membuat ibu
ini memilih menjadi seorang tukang sapu, faktor pendidikan pun juga tidak
mendukung untuk ibu nur bekerja pada pekerjaan yang lebih baik. Tapi
bagaimanapun Allah tidak akan membebani hambanya diluar batas kemampuannya.
7
Sebaiknya
manusia sadar akan bahaya sampah, dan pentingnya menyelah-nyelah sampah, untuk
di daur ulang dan tidak merugikan banyak orang, dengan adanya masalah terkait
dengan sampah, maka banyak penyakit dan kerugian yang timbul akibat sampah
tersebut, sudah seayaknya kita yang ikut menjaga kebersihan, tidak hanya tukang
sapu saja.
E.
INTERAKSI
SOSIAL TUKANG SAPU DENGAN MASYARAKAT
Pada umumnya tukang
sapu dipandang sebelah mata oleh masyarakat, padahal nyatanya tukang sapulah
yang membantu membersihkan sampah-sampah yang telah mereka buang sembarangan.
Tukang
sapu pada umumnya memiliki pergaulan yang terbatas dan relasi yang sempit. Jaringan
sosial tukang sapu secara horizontal (hubungan dengan sesama tukang sapu),
terlihat cukup baik.Mereka saling tolong menolong sesamanya.Jika ada diantara
mereka yang terkena musibah, mereka meminta pertolongan dengan kawan seprofesi.
Jaringan
sosial tukang sapu secara vertikal (hubungan dengan kelompok atas dan bawah),
terlihat cukup baik pula. Antara kelompok atas dan bawah saling
berkepentingan. Kelompok bawah (pemulung) membutukan kelompok atas (bos
kecil atau agen) yang menjadi pengadah hasil kumpulan barang bekas yang
dikumpulkan oleh tukang sapu.Tidak hanya kelompok bawah yang bergantung kepada
kelompok atas. Namun, kelompok atas pun memiliki kepentingan dengan kelompok bawah.
para pemerintah dan masyarakat membutuhkan jasa tukang sapu tersebut.
Tukang
sapu dapat melakukan kerjasama dalam bentuk uang yang disumbangkan secara
sukarela terhadap sesama tukang sapu yang terkena musibah.Sedangkan dari pihak
bos/mandor biasanya memberikan bantuan seperti pinjaman uang (jika dalam jumlah
yang besar).Sedangkan jika dalam jumlah kecil, biasanya diberikan secara
sukarela.
Diantara
para tukang sapu, dalam menjalankan tugasnya juga terdapat persaingan, seperti
untuk mendapatkan hasil dari wilayah operasi.
Faktor keterampilan, dan daya tahan fisik yang akan menentukan seberapa lama
mereka dapat membersihkan tempat-tempat yang masih banyak terdapat sapu. Siapa
yang kuat fisiknya, pagi, siang, sore bahkan malam hari, dapat melakukan
aktivitasnya sebagai tukang sapu, maka akan menentukan hasil kerja mereka.
Dalam
kepemilikan media komunikasi, dalam hal ini penggunaan telepon genggam, hanya
beberapa pemulung saja yang memiliki telepon genggam.Biasanya mereka adalah
pemulung masih remaja dan menggunakan telepon genggam untuk berkomunikasi
dengan teman-temannya.
8
F. KONSEP KEBERSIHAN PADA LINGKUNGAN
Kebersihan
lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dan
merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu kesehatan dan pencegahan. Yang
dimaksud dengan kebersihan lingkungan adalah menciptakan lingkungan yang sehat
sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit seperti demam berdarah,
muntaber dan lainnya. Ini dapat dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan
yang bersih indah dan nyaman.
kebersihan lingkungan mencangkup kebersihan makan, kebersihan minum, kebersihan rumah, kebersihan sumber air, pekarangan dan jalan. Ini semua sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yaitu kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Kebersihan akan lebih menjamin kebersihan seseorang dan menyehatkan. Kebersihan tidak sama dengan kemewahan, kebersihan adalah usaha manusia agar lingkungan tetep sehat terawat secara kontinyu.
Bila sudah terbiasa menjaga kebersihan maka jika melihat tempat yang tidak bersih perlu segera kita bersihkan agar hilang dari pandangan mata. Semakin banyak kotoran yang dibiarkan menumpuk semakin tidak baik untuk dilihat yang lebih bahaya lagi akan mendatangkan berbagai penyakit atau wabah di sekitarnya. Dalam hubungan ini masyarakat sekitar mutlak diperlukan dalam menciptakan lingkungan masyarakat bersih dan sehat. Kondisi bersih sangat mendukung kenyamanan dan menerik, sebaliknya tempat yang kotor menjadikan kondisi suram dan menjengkelkan.
Untuk
dari itu seharusnya kita senantiasa membersihkan lingkungan sekitar kita, untuk
menghindari dari segala macam bahaya yang timpul akibat sampah yang tidak di
buang pada tempatnya. Tidak hanyalah tukang sapu/tukang sampah yang sewajibnya
membersihkan dan menyapu tempat-tempat yang terdapat sampah. jika kita membuang
sampah pada tempatnya, semakin sedikit sampah-sampah yang bergeletakan
dijalanan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan kami mengenai hasil
dari observasi ini, bahwa kehidupan para tukang sampah sangatlah mengharukan dari segi ekonomi hingga segi
batin. Seperti di lecehkan oleh masyarakat, hingga dihina oleh bangsanya
sendiri. Sehingga kami merasa sangat iba terhadap apa yang mereka rasakan dan
kami pun tak lupa bersyukur dengan apa yang saat ini kami rasakan sehingga kami
dapat menuntut ilmu hingga sejauh ini, karena masih banyak orang-orang yang
kurang beruntung daripada kami.
Pekerjaan menjadi tukang
sampah bukanlah pekerjaan
hina seperti yang selama ini kita bayangkan. Karena kami melihat dan merasakan
bahwa sistem pekerjaan mereka mengandung unsur kekeluargaan dan gotong royong
yang sangat jauh berbeda dengan orang-orang yang kerja di balik meja megah dan
berayun-ayun di atas kursi putar yang hanya bisa mengandalkan teori, memerintah
dan saling menjatuhkan sesama rekannya. Dan factor yang
menyebabkan mereka berprofesi sebagai tukang sampah yaitu faktor ekonomi,
keterbatsan pendidikan dan keterbatasan modal
Strategi
yang dikembangkan tukang sampah agar tetap bertahan hidup dengan cara mempertahankan
jaringan social baik secara vertical maupun horizontal, banyak orang memandang
sebelah mata profesi
tukang sampah padahal dengan keberadaan tukang sampah sangatlah membantu masyarakat
dalam upaya membersihkan lingkungan dan daerahnya. Meski cukup memberi jasa terhadap
masyarakat sekitar, namun perhatian masyarakat terhadap tukang sampah relative
kecil. Oleh karena
itu, kami menghimbau kepada semuanya khususnya kepada mahasiswa, bahwa jasa
tukang sampah sangatlah berharga dalam membantu membersihkan tempat tinggal dan
lingkungan kita. Tukang sampah itu adalah “Super Hero untuuk dunia ini” bisa
terbayangkan jika 3 hari saja ia tidak membersihkan lingkungan dan daerah kita.
10
B. saran
Cara pengendalian
sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam
diri untuk tidak merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga
kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun
kadang harus dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari
pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak
lingkungan akan terus merusak sumber daya.
Sudah saatnyalah pemerintah memberikan konstribusi yang baik bagi pemulung
agar bisa dipandang
positif untuk masyarakat. Tempatkan mereka pada posisi
yang baik.Berikanlah modal untuk bisa mengembangkan usaha ataupun membuat
lapangan pekerjaan baru.Berikan pendidikan yang layak agar mereka bisa
menjadi anak bangsa yang berprestasi dan jadikanlah tempat pemukiman
pemulung supaya tidak kumuh dan kotor, karena tempat seperti itu yang menjadi
penyakit.
11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar